PROSES BELAJAR


 A. PENGERTIAN BELAJAR
      Belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia.Belajar tidak hanya melibatkan penguasaan suatu kemampuan atau masalah akademik baru,tetapi juga perkembangan emosi,interaksi social,dan perkembangan kepribadian.
     Belajar ialah perubahan perilaku yang relatif permanen yang merupakan hasil dari pengalaman .(Kimble,9161).Defenisi ini tampaknya terlalu sederhana karena bagaimanapun di dalamnya  terhadap hal-hal yang menyertai prosesnya.
    Istilah dalam definisi Kimble digunakan terbatas  pada perubahan perilaku yang relative menetap,sebagaimana hasil perubahan –perubahan yang temporer  dihasilkan oleh beberapa faktor,seperti kelelahan,obat-obatan,penyaki,atau dikarenakan motipasi yang bevariasi  yang dipandang  berbeda dari apa yang di pelajari.
    Kata belajar dalam pengertian kata sifat “mempelajari”berarti memperoleh pengetahuan melalui pengalaman dan mempersepsi kan secara langsung dengan indera.Adapun kata sifat pengetahuan  yaitu”mentetahui”adalah untuk memiliki pemahaman prktis melalui pengalaman dengan sesuatu hal .
Secara empiris,mekanisme belajar didasarkan pada dua aspek yaitu:
1.    Tampilan –tampilan yang  besifat internal dari gagasan-gagasan yang sederhana (bayangan-bayangan  memori) yang berawal dengan mengkopi secara sederhana sesuatu dengan apa yang di peroleh dari pengaruh indera yang kemudian disimpan ditempat memori .
2.    Gagasan-gagasan  yang kompleks dibentuk dengan hubungan antargagasan-gagasan sederhana dalam memori yang secara berdekatang  dialami ;dan kemudian mereka terhubung.
      Ada empet jenis belajar,yakni:
1.    Habituasi.Yaitu belajar untuk mengabaikan stimulus yang  menjadi                   familiar dan tidak memiliki konsikuensi serius.Contohnya , mengabaikan bunyi detak jam baru.
Pengondisian.Yang dimaksud dengan pengondisian klasik adalah  belajar melalui suatu peristiwa lain.Contohnya,bayi belajar melihat payudara ibunya,lalu menetek,dan diikuti rasa susu  ibu.
2.    Pengondisia operant.Dalam pengondisian operant orang belajar melalui suatu respond an akan diikuti oleh urutan tertentu.Contoh,anak kecil yang memukul saudaranya  akan diikuti oleh larangan dari orang tuanya.
3.    Belajar kompleks.Dalam belajar kompleks melibatkan sesuatu slain pembuntukan asosiasi.Contohnya,menerapkan suatu strategi saat memecahkan masalah,atau  mengonstruksi  peta mental lingkungan seseorang.
     Skinner seperti yang dikutip Barlow(9185)menyebutkan bahwa belajar adalah suatu proses adaptasi yang berlangsung progresif.Berdasarkan eksprimennya,skinner mengatakan bahwa proses adaptasi tersebut akan menhasilkan sesuatu yang maksimal jika di beri penguat.
     Chaplin (1972)dalam Dictionari of Psychology merumuskan dua macam belajar,yaitu:pertama,belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman ;Kedua,adalah proses memperoleh respons-respons karena adanya latihan khusus.
      Dari definisi-definisi  yang telah dikemukakan di atas,dapat disimpulkan bahwa sekurang-kurangnya ada dua hal besar yang  bisa dibedakan dalam pemakaian istilah belajar,yaitu dalam pemakaian pertama,merujuk pada mengubah perilaku,sedangkan pemakaina istilah yang kedua,merujuk pada berbagi macam keadaan-keadaan  internal yang diperkirakan menjadi dasar dari proses perilaku.

B.TEORI-TEORI TENTANG BELAJAR
 1.Teori Koneksionisme dari thorndike
     Edward Thordike (1874-1949) adalah salah seorang  psikolog berkebangsaan Amerika.Ia merupakan orang pertama yang melakukan eksprimen belajar dengan hewan.Disertai Doktornya yang mulai ia tulis sejak di Universitas Harvard dan disempurnakan di Colombia,diterbitkan pada tahun 1898,membahas tentang eksperimen puzzle box yang sangat di kenal di bidang pikologi.
     Proses penelitian yang dilakukan Edward Thorndike sebagai berikut:Seekor kucing lapar diletakkan di kotak,dan diluar terdapat makanan.Agar dapat keluar dari kotak tersebut dan makanan – makanan, kucing tersebut harus melalui jalan penuh tantangan untuk  mencapai pintu.Misalanya,suatu tali dikaitkan  pada grendel   dibagian atas pintu,kemudian dijalankan denag kerekan dan diturunkan menuju kotak teka-teki.Kucing berjuang dan mengeong,seperti hendak keluar dari sebua kandang.Akhirnya, ketika berjuang dan mengeong, kucing tampa sengaja menarik benang.Pintu akan terbuka dan kucing akan keluar dari kotak,serta memakan makanan.Thordike meletakkan kemabali kucing tersebut di dalam kotak untuk percobaan berikutnya.Si kucing memberikan banyak perilaku prantik (ngamuk dan gila-gilaan),tetapi ia segera menarik benang,melarikan diri,dan menerima makanan lain.Karena serangkaian coba-coba tersebut,kucing semaking efisien untuk keluar dari kotak.
    Thordike mengamati ada dua ciri khusus proses eksprimennya yang menjamin belajar.pertama,pengtin bagi kucing untuk berada dalam
Situasi lapar .Jika kucing dalam keadan kenyang ketika diletakkan di dalam kotak.ia tidak akan keluar dari kotak dan tidak memperlihatkan proses belajar sama sekali.Kedua,makanan.Ketika thordike mengembangkan teori belajar dalam buku yang berjudul Animal intelligence pada tahun 1911,ia membuat suatu prinsip sebagai berikut:Belajar terjadi jika dan hanya  ketika respons  mengandung efek tertentu terhadap lingkungan.Jika efek respons  tidak menyenangkan,perilaku belajar semaking melemah.Contohnya,jiak kucing  dihukum ketika keluar kotak ,ia tidak jadi keluar.Namun, yang lapar diberi makan ,proses belajar terjadi.Prinsip yang dikemukakan Thordike ini dikenal dengan law of effect(hokum efek).
    Hukum efek menyebutkan bahwa belajar terdiri dari penguatan hubungan antara satu situasi stimulus dan respons.Hubungan ini akan diperkuat  jika respons mengandung   efek yang menhasilkan kepuasan terhadap hewan,atau akan diperlemah  jika respons  mengandung efek yang tidak menyenangkan.
     Para pemikir terlebih dahulu percaya pada prinsip hedonism,yaitu bahwa orang yang cenderung memilih melakukan suatu yang menyenangkan. Prinsip hedonistik ini merupakan bagian penting dari filsafat kaum asosianis Inggris yang dimulai dari Thomas Hobbes dan locke,serta berlangsung sampai Herbert Spenser.Hukum efek thordike, hal bukan kaerena orang tersebut memilih kesenangan  sebagaimana dinyatakan oleh tradisi kaum mentalistik ,tetapi karena ia membuat respons pada saat sebelumnya telah melahirkan kesenanangan.Artinya,kesenanagan sebelumnya telah memperkuat atau memberikan reinforcement kepadanya untuk melakukan hal yang sama.
Implikasi Teori Law Effect
   Dalam upaya mengurangi pengaruh pemikiran kaum mentalistik yang muncul pada awal abad  kedua puluh,Thordike melakukan sejumlah eksprimen untuk menunjukkan bahwa dengan subjek manusia sekalipun,belajar melakukan suatu  proses otomatis yang membangun suatu hubungan langsung antara satu stimulus dan satu respons dengan kesadaran minimal.Subjek manusia dapat memberikan dua jenis data,yaitu performance meningkat terhadap trial(coba-coba)dan satu pernyataan tentang apa yang ia sadari.Tujuan Thordika adalah untuk menunjukkan yang pertama dalam situasi yang kedua tidak ada.
     Dalam suatu sksprimen,subjek diistruksikan angka di perlihatkan,masing-masing dalam satu kartu;beberapa angka di sebutkan sebagai contoh yang positif dari suatu konsep angka,dan beberapa yang lain tidak demikian.pada saat pertama,para subjek mempelajarinya berdasarkan tingkat peluang,tetapi melalui sejumlah coba-coba konsep tersebut munculuntuk dipelajari;kelompok sebagai suatu keseluruhan melakukannya dengan tingkat akurasi sekitar 90%.Artinya,mereka dapat membuat karakteristik sebanyak 90% dari angka-angka stimulus menurut menurut dua keadaan,yaitu apakah angka- angka tersebut merupakan ilustrasi konsepatau bukan ilustrasi konsep.Dengan demikian,masalah telah diatasi dengan jelas.Pada titki ini,Thordike menyuruh para subjek untuk menyebutkan secara verbal angka apa yang menjadi  konsep.Apakah konsep yang harus  pelajari oleh setiap orang?Para subjek menyebutkan berbagai hipotesis:jika angka terakhir adalah gangjil ternyata salah,angka berikutnya pasti benar;jika jumlah angka benar,itu berarti benar;dan seterusnya.Pada kenyataannya,tidak ada konsep numerik.Semua angka berasal dari koleksi angka-angka random.Kendati demi kian,ada goresan kecil pada satu sudut beberapa kartu.Jika goresannya ada,angkanya benar,dan jika goresan tiadak ada,angkanya salah.Ternyata,para subjek penelitian Thordike m,emberikan respons secara konsisten berdasarkan stimulus khusus.
     Berdasarkan dua eksperimen di atas,Thordike mentusun suatu teori yang di sebut dengan teori koneksoinisme atau teori S-R atau Psikologi Belajar S-R atau teori Trial and ErrorLearning.
2.Teori Pengondisian Klasik Dari Ivan Pavlov
    Ivan Pavlov (1849-9136)seorang fisiologi berkebangsaan Rusia  lulisan fakultas  kedokteran,karyanya mengenai pengondisian sangat kuat mempengaruhi alirang psikologi behavioristik  Amerika yang di pelopori oleh John B.Watson.
    Latar belakan konseptual Ivan Pavlov tentang belajar tidak jauh  berbeda dengan Thordika,Pavlov menegaskan bahwa belajar pada manusia secara umum ditafsirkan sebagai perolehan ide,persepsi,relasi logika,dan seterusnya,yang kesemuanya sangat mentalistik dan tidak ilmiah.Perilaku hewan  ditafsirkan   sebagai perialku yang bersifat reflex dan otomatis serta ditentukan oleh basis fisiologi.Namun,penemuan “psikis”atau reflek yang terkondisikan melahirkan sati dilema.Perilaku baru tergantung pada belajar,tetapi sebagai seorang ilmuwan fisiologis seperti refleks yang lain.Denagn kata lain ,Pavlov mengembangkan  konsep refleks  agar tidak hanya mencakup respons yang tidak dipelajari  dan ditentukan secara genetik,tetapi juga reaksi  yang di pelajari.
    Dalam eksperimennya,Pavlov menggunakan anjing untuk  mengetahui hubungan antara conditioned stimulius,unconditioned stimulus,conditioned response,dan uncunditioned  response,Conditioned stimulus adalah rangsangan yang dapat mendatangkan respons yang dipelajari atau  conditioned response,sedangkan unconditioned stimulus adalah rangsangan yang dapat mendatangkan respons yang tidak dipelajari  atau uncontioned response.
    Proses  percobaan yang dilakukan Ivan Pavlov sebagai berikut:Mula-mula anjing percobaan diikat dan pada salah satu kelenjar air liurnya diberi alat penampun cairan yang dihubungkan dengan pipa kecil.Secara ilmiah,anjing itu selalu mengeluarkan air liur setiap kali mulutnya berisi makanan.Ketika bel dibunyikan,secara alamiah pula anjing itu menunjukkan reaksi yang relevan,yakni mengeluarkan air liur.
    Selanjutnya ia membuat eksprimen berupa latihan pembiasaan mendengarkan  bel (conditioned stimulus)bersaan dengan pemberian makanan berupa serbuk daging(uncitioned stimulus).Setelah latihan lakukan berulangkali,suara bel (conditioned stimulus) diperdengarkan lagi tanpa  disertai pemberian makanan (unconditioned stimulus).Hasilnya,anjing tadi mengelurkan air liur walaupun hanya mendengarkan suara bel.Kesimpulannya,conditiond stimulus akan menghasilkan conditioned response apabila  conditioned stimulus dan unconditioned  stimulus  dihadirkan berkali-kali secara bersama-sama.
    Denagn demikian,belajr adalah  perubahan yang ditandai  dengan adanya hubungan-hubungan antara stimulus dan respons.
C. Teori Pengondisian Operan
     Teori pengondisia Opera ini digagas dan dikembangkan oleh B.F Skinner(1904-…),seorang penganut alirang behaviorisme berkebangsaan Amerika yang sangat dikenal dan memiliki banyak pengikut dari kalangan para psiolog modern.Dalam bukunya yang berjudul About Behaviorism,yang terbit tahun1974,ia mengemukakan bahwa tingkah laku terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi yang ditimbulkan oleh tingka laku itu sendiri.
     Ia melakukan eksprimen dengan menggunakan tikus  dan kotak.Proses eksprimennya adlah sebagai berikut:Ia menempatkan seekor tikus dalam satu kotak yang kemudian  disebut kotak skinner.Kotak ini terdiri daroi dua komponen,yaitu pertama,manipulandum(komponen yang dapat dimanipulasi dan gerakannya berhubungan dengan reinforcement).Manipulandum terdiri dari tombol,batang jeruji,dan pengungkit ;kedua,alat pemberi reinforcement yang berupa wadah makanan.
    Mula-mula tikus percobaan menjelajahi kotak dengan berlari-lari ke sana ke maridan mencium dinding-dindingkotak,termasuk mencakar dan menggigit.Tingkah laku ini disebut emitted behavior(tingkah laku yang terpancar).Secara kebetulan,salah satu tingkah laku yang terpancar tersebut  menekan pengunkit sehingga menimbulkan keluarnya makanan ke wada yang telah tersedia.Butir makanan adalah reinforce bagi penekan pengunkit.Penekanan pengunkit ini disebut tingkah laku  operantyang akan terus meningkat bila disertai dengan reinvorcement,yaitu penguatan berupa butir-butir makanan yang masuk ke dalam wadah makanan.
   

     






Previous
Next Post »

5 komentar

Click here for komentar
fuad lovers
admin
23 Mei 2016 pukul 16.26 ×

Assalamualaikum
Luar biasa penjelasan yg sangat jelas, mkasih banyak

Reply
avatar
fuad lovers
admin
23 Mei 2016 pukul 16.26 ×

Assalamualaikum
Luar biasa penjelasan yg sangat jelas, mkasih banyak

Reply
avatar
23 Mei 2016 pukul 16.41 ×

Assalamualaikum
Sangat bermanfaat
Buat referensi

Reply
avatar
23 Mei 2016 pukul 16.42 ×

Assalamualaikum
Sangat bermanfaat
Buat referensi

Reply
avatar
Unknown
admin
23 Mei 2016 pukul 20.44 ×

waalaikum salam...
oh yah thnks

Reply
avatar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai topik, Mohon maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbaru P*RN*G*R*FI, OB*T, H*UCK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan di tampilkan! ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment