Konflik dalam Keluarga, Penyebab dan Cara Menyelesaikannya


      Keluarga yang kita masing-masing miliki adalah sangat berharga, di dalam keluarga dapat menjadi tempat bagi kita untuk bisa merasakan sukacita, di dalam keluarga cinta kasih dapat diajarkan, dan di dalam keluarga Tuhan bisa hadir.

•    Sekalipun dalam keluarga yang harmonis konflik di antara anggota keluarga tidak jarang terjadi, penyebabnya bisa bermacam-macam. Terkadang konflik yang terjadi dapat semakin menguatkan ikatan dalam keluarga, tetapi tak jarang juga yang berujung dengan permusuhan jangka panjang yang tak kunjung menemukan solusi untuk mengatasinya.

      Tuhan tidak pernah menginginkan umat-Nya saling terlibat dalam konflik, apalagi jika dilakukan dalam keluarga. Kehidupan ini hendaknya senantiasa selalu diisi dengan kebahagiaan, namun jika pertikaian dalam keluarga tak dapat dihindarkan bersedialah untuk mengalah, kendalikan emosi Anda, berperansertalah untuk menyelesaikannya, jangan biarkan berlarut-larut.

      Tidak semua orang mampu atau memiliki keahlian dalam menyelesaikan sebuah permasalahan.
Berikut adalah saran untuk mengenali penyebab konflik dalam keluarga dan belajar bagaimana cara mengatasinya:
•    1. Merasa tidak dihargai
      Ada kalanya kurangnya rasa kasih di dalam anggota keluarga membuat seseorang merasa tidak dihargai. Jika hal ini terjadi pada diri Anda, bagaimana cara Anda mengatasinya? Alih-alih ingin merasa dihargai, cobalah untuk terlebih dahulu menghargai saudara Anda, lunakan ego Anda dan berusahalah sekuat tenaga untuk menghargai saudara-saudara Anda, Andalah yang harus bisa menjadi pembawa perubahan terhadap situasi yang selama ini sudah terjadi dalam keluarga Anda.

•    2. Kecemburuan
     Kemampuan tiap-tiap individu berbeda-beda dan hal ini dapat memunculkan kecemburuan di antara saudara. Memang akan sangat ironi sekali bila di dalam keluarga sampai muncul kecemburuan kepada anggota keluarga sendiri, dan bila hal ini terjadi pada kita bagaimana kita bisa mengatasinya? Pertama-tama yang perlu diingat adalah, apakah pantas kalau sampai mencemburui saudara sendiri, apakah hal tersebut tidak nampak sebagai sebuah tindakan bodoh? Kenalilah dengan baik hal-hal apa saja yang membuat kita merasa iri dengan saudara kita, daripada mencemburui saudara kita alangkah lebih baik jika kita mengali potensi diri kita sendiri dan berusaha menampilkan keunikan kita dengan sebaik mungkin, intinya kita harus percaya diri dengan apa yang kita miliki.

•    3. Masalah privasi
     Disamping sebagai makhluk sosial manusia juga kadang memerlukan waktu bagi dirinya sendiri, dengan kata lain menjadi individu. Di dalam keluarga, terkadang kita juga memerlukan tempat-tempat tertentu untuk privasi kita seperti di kamar tidur. Konflik bisa terjadi bila privasi kita diganggu oleh orang lain, bahkan oleh saudara kita sendiri. Cara mengatasinya sebetulnya tidaklah sulit, kita hanya perlu mengingatkan dengan baik-baik saudara kita tanpa emosi yang meledak-ledak, bahwa ruangan Anda adalah privasi Anda, dengan sabar cobalah untuk memberi pengetahuan saudara Anda bahwa dia tidak boleh memasukinya tanpa seizin terlebih dahulu dari Anda.

•    4. Ekonomi
      Keadaan ekonomi di dalam keluarga Anda hendaknya tidak menjadi jurang pemisah antar sesama saudara, bagaimanapun keadaannya bersatulah dan saling membantulah satu sama lain untuk memperbaiki keadaan ekonomi keluarga agar menjadi lebih baik. Jangan biarkan kesulitan ekonomi yang keluarga Anda saat ini alami memecah-belah kedekatan Anda sebagai keluarga.

•    5. Komunikasi yang tidak lancar
      Komunikasi yang terjalin dengan baik di dalam sebuah keluarga adalah satu hal yang sangat penting untuk terciptanya keharmonisan, namun bila komunikasi antara suami dan istri atau orang tua dengan anak-anak tidak berjalan lancar, maka keluarga tersebut tidak akan bisa bertahan. Orang tua sebagai "nahkoda" dalam sebuah rumah tangga adalah pemegang pucuk pimpinan, dan semestinya orang tualah yang seharusnya bertanggung jawab dalam terciptanya komunikasi yang lancar antar sesama anggota keluarga. Namun, bila di dalam keluarga Anda fungsi orang tua sebagai "nahkoda" tidak berjalan, jangan serta merta putus asa dulu, Anda bisa menjadi pengambil inisiatif untuk mendorong saudara-saudara Anda agar mau berkomunikasi dengan baik dan terbuka satu sama lain, jika Anda anak pertama Anda dapat mengambil peran sebagai orang tua dan mengajak adik-adik Anda untuk mau berkomunikasi satu sama lain dengan baik.

•    6. Perbedaan agama
      Tak jarang di dalam sebuah keluarga terdiri dari anggota keluarga yang memiliki keyakinan yang berbeda, perbedaan keyakinan tersebut mampu menjadi pemicu terjadinya sebuah konflik jika masing-masing orang tidak memiliki toleransi satu sama lain. Memeluk sebuah agama yang diyakini adalah hak asasi tiap-tiap orang, kita tidak boleh memaksakan kehendak kita terhadap orang lain, namun dalam prakteknya memang tidaklah mudah. Bukanlah kita yang berhak menghakimi seseorang akan apa yang dia percayai, toleransi adalah satu-satunya cara yang bisa kita andalkan agar dapat terciptanya kerukunan dalam keluarga, meskipun terdiri dari agama-agama yang berbeda.

Bagikan hasil Anda kepada teman..


Previous
Next Post »

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai topik, Mohon maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbaru P*RN*G*R*FI, OB*T, H*UCK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan di tampilkan! ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment