MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Pembelajaran PAI : SKI
Dosen Pengampu : Suherman, M.PdI




PENDAHULUAN
    Pendidikan merupakan usaha membudidayakan manusia atau memanusiakan manusia, tetapi usaha dalam setiap pembaruan sistem pendidikan nasional masih terdapat masalah yang paling menonjol yaitu tentang kualitas dan kuantitas pendidikan. Kedua masalah ini sulit ditangani secara simultan sebab dalam upaya meningkatkan upaya kualitas, maka masalah kuantitas terabaikan begitu juga sebaliknya. Oleh karenanya masalah dalam dunia pendidikan tidak heran kalau tidak pernah tuntas di mana pun, termasuk di negara yang sudah maju sekalipun.
    Mengingat pendidikan selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan dalam pendidikan bergantung pada unsur manusianya. Guru merupakan unsur manusia yang paling menentukan berhasilnya dalam pelaksannan pendidikan. Sebagai ujung tombak, guru secara langsung berupaya membina, mempengaruhi dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil, cerdas, dan bermoral tinggi.
    Proses belajar mengajar terjadi apabila ada interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru memerankan fungsi sebagai pengajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Mengajar tidak semata-mata berorientasi kepada hasil, tetapi juga berorientasi pada proses dengan harapan makin tinggi prosesnya makin tinggi pula hasil yang dicapai.
    Keberhasilan dalam pembelajaran tidak berjalan langsung tanpa adanya proses, melainkan seorang pendidik haruslah mengetahui berbagai macam faktor maupun  unsur dalam pembelajaran itu sendiri. Sebab dengan mengetahui faktor-faktor tersebut kita dapat membenahi sikap, motivasi, konsentrasi serta penyimpanan hasil belajar itu sendiri. Sehingga dapat tercapai proses pembelajaran yang kondusif serta hasil belajar yang diinginkan. Berikut ini akan kami paparkan mengenai belajar dan pembelajaran definisinya maupun faktor serta unsur yang mempengaruhinya.




PEMBAHASAN
a.    Definisi Belajar, Mengajar, dan Belajar-Mengajar
1)    Belajar
    Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh seseorang/peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Dan Belajar juga merupakan  proses  atau usaha yang dilakukan tiap individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dan nilai yang positif sebagai pengalaman untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari.
    Oleh karenanya, pemahaman yang benar mengenai arti belajar dengan segala aspek, bentuk, dan manifestasinya mutlak diperlukan oleh para pendidik khususnya para guru. Kekeliruan atau ketidak lengkapan persepsi mereka terhadap proses belajar dan hal-hal yang berkaitan dengannya mungkin akan mengakibatkan kurang bermutunya hasil pembelajaran yang dicapai peserta didik.
Ada beberapa pendapat di bawah in yang dipaparkan oleh dari para ahli yang mendefinisikan belajar, diantaranya:
1.    Menurut Sudjana (1996) bahwasannya, belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada individu yang belajar.
2.    Menurut Hamalik (2003), belajar dapat disajikan dalam bentuk dua definis, yaitui:
a.    Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
b.    Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
3.    Herman Hudojo (1990) belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar. Karena itu seseorang dikatakan belajar, bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku.
4.    Menurut Gagne, dalam Whandi belajar didefinisikan sebagai “suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya akibat suatu pengalaman.” Sedangkan Slameto menyatakan “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.” 
    Dari beberapa definisi di atas, perbuatan belajar terjadi karena interaksi seseorang dengan lingkungannya yang akan menghasilkan suatu perubahan tingkah laku pada berbagai aspek, diantaranya pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Perubahan-perubahan yang terjadi disadari oleh individu yang belajar, berkesinambungan dan akan berdampak pada fungsi kehidupan lainnya. Selain itu perubahan bersifat positif, terjadi karena peran aktif dalam pembelajaran, tidak bersifat sementara, bertujuan, dan perubahan yang terjadi meliputi keseluruhan tingkah laku pada sikap, keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
    Jadi menurut pemakalah dapat ditarik kesimpulan bahwasannya belajar adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada diri seseorang yang mampu menimbulkan tiga perubahan yakni secara intelektual/kognitif, sikap/afektif, dan keterampilan/psikomotorik.
    Maka dalam belajar seseorang/peserta didik menggunakan kemampuan tiga ranah sebagai berikut: Pertama, kognitif yaitu kemampuan yang berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran terdiri dari kategori pengetahuan, pemahaman, penerana, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua, afektif yaitu kemampuan yang mengutamakan perasaan, emosi, dan rekreasi yang berbeda dengan penalaran yang terdiri atas kategori penerimaan, partisipasi, penilaian/ penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup. Ketiga, psikomotorik yaitu kemampuan yang mengutamakan keterampilan jasmani. Atau dengan kata lain psikomotorik berorientasi pada keterampilan motorik berhubungan dengan anggota badan yang memerlukan koordinasi syaraf dan otot. Dengan itu seseorang dapat mengamati tingkah lakunya setelah ia belajar dan dapat membandingkan dengan sebelum ia belajar.

2)    Mengajar
    Disamping itu, dalam proses belajar perlu dipandu oleh seseorang yang berilmu atau biasa disebut dengan guru/pendidik. Sehingga proses mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik diperlukan di sini agar proses belajar mengajar mampu berlangsung dengan baik. Dimana seorang pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu membantu dan membimbing peserta didik untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu, pendidik berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan membimbing peserta didik dalam menunjukkan perubahan positif agar menjadi pribadi yang lebih baik dari berbagai aspek.
    Secara terminologi belajar dan mengajar adalah dua peristiwa yang berbeda, akan tetapi antar keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling mempengaruhi seperti definisi belajar, mengajar juga diartikan dan ditafsirkan secara berbeda menurut zaman dan teori belajar mengajar yang dianut pada masa itu.
    Maka perlu diketahui bahwa mengajar memiliki definisi tersendiri yaitu  menurut Arifin (1978) mendefinisikan mengajar sebagai “...suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran kepada peserta didik agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan pelajaran itu”.
    Mengajar adalah menyampaikan ilmu pengetahuan (bahan pelajaran) kepada siswa atau anak didik. Menurut pandangan lain pengertian mengajar ialah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.
    Mengajar menurut William H.Burtom adalah upaya memberikan stimulus, bimbingan pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar. Menurut Nasution (1986) mengajar adalah “...suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar”.
    Dapat disimpulkan bahwasannya mengajar menurut kami adalah proses penyampaian suatu ilmu pengetahuan kepada peserta didik yang di dalamnya terdapat suatu rangkaian aktivitas, untuk tercapainya suatu tujuan dalam proses belajar-mengajar yakni agar peserta didik mampu memahami, menguasai, menerapkan, dan mampu  menerapkan  suatu ilmu  yang telah diajarkan oleh pendidik.
3)    Pengertian Belajar Mengajar
    Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Belajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh individu (siswa), sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan guru sebagai pemimpin belajar.     Pada uraian sebelumnya telah dipaparkan berbagai definisi tentang belajar dan mengajar, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar-mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi interaksi antar pendidik dan peserta didik yang mana kegiatan ini dimaksudkan mampu mempengaruhi peserta didik dan diharapkan adanya perubahan pada diri masing-masing  peserta didik memiliki intelektual atau wawasan yang luas, memiliki sikap atau perilaku yang baik, dan memiliki keterampilan, atau dengan kata lain dengan belajar itu peserta didik mampu meningkatkan kualitas diri, mampu berkembang dan beradaptasi dari apa yang telah disampaikan atau diajarkan oleh pendidik dalam lembaga pendidikan baik formal,in formal maupun  non formal.
    Sedangkan menurut Hamalik (2003) memberikan ciri-ciri belajar yaitu: (a) proses belajar harus mengalami, berbuat, mereaksi dan melampaui (b) Melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang berpusat pada suatu tujuan tertentu (c) bermakna bagi kehidupan tertentu (d) bersumber dari kebutuhan dan tujuan yang mendorong motivasi secara keseimbangan, dan lain-lain.
    Menurut Slameto (2003), Seseorang dapat dikatakan mengalami perubahan tingkah laku setelah ia belajar apabila perubahan tersebut: (a) Terjadi secara sadar, (b) Bersifat kontinu dan fungsional, (c) Bersifat positif dan aktif, (d) Bukan bersifat sementara, (e) Bertujuan dan terarah, dan (f) Mencakup seluruh aspek tingkah laku.

b.    Pengertian Pengajaran, Pembelajaran dan Pendidikan
1)    Pengajaran
    .Pengajaran sering diartikan sama dengan kegiatan mengajar. Dalam arti yang lain pengajaran diartikan telah terjadinya interaksi belajar mengajar antara komponen-komponen pengajaran khususnya antara guru dan siswa antara siswa dengan siswa, dan antara guru dan siswa dengan komponen-komponen pengajaran lainnya. Pengajaran juga sering diartikan sama dengan kegiatan pendidikan. Dalam pengertian yang lain pengajaran adalah terjadinya dua aktivtas yang berbeda antara pihak guru dengan pihak siswa. Aktivitas guru adalah mengajar yang berperan mengupayakan jalinan komunikasi atau interaksi yang harmonis antara kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa.
    Kebanyakan dari para Ahli mengatakan bahwa Pengajaran adalah Terjemahan dari intruction atau teaching. Tetapi Arif S.Sadiman tidak sependapat dengan apa yang diartikan oleh para ahli tersebut menurutnya Instruction itu mencakup semua event yang berkenaan dengan proses belajara, baik dalam kelas mauapun luar kelas. Adapun pengajaran menurut para ahli antara lain :
a.    Pengajaran merupakan totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi. Dari evaluasi ini diteruskan dengan follow up.
b.    Arif S. Sadirman
Instruction itu bukan saja bersifat formal dalam kelas atau lingkungan sekolah dan bukan pula monopoli guru yang menajdi satu-satunya sumber belajar. Dengan kata lain pengertian instruction  yang lebih tepat adalah “pembelajaran”.
c.    Mahani Razali
Pengajaran adalah aktivitas-aktivitas yang bertujuan dan memiliki tujuan dimana guru berbagi informasi dengan siswa untuk memungkinkan mereka menyelesaikan sesuatu tugas yang tidak bisa diselesaikan sendiri sebelum itu
d.    Sulaiman Masri Mashudi Bahari, Juliliyana Mohd Junid; 2007
Pengajaran merupakan proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai unsur termasuk kualitas pengajaran, kecerdasan, bakat dan minat siswa serta pengaruh motivasi, lingkungan sekolah, rumah dan dorongan orang tua terhadap siswa
e.    Lydia Harlina Martono, Satya Joewana; 2006
Pengajaran merupakan salah satu aspek dari pendidikan, yaitu aspek pengetahuan (kognitif). Pengajaran memberikan keterampilan dan pengetahuan, sedangkan pendidikan membimbing anak ke arah kehidupan yang baik dan benar.
    Jadi menurut pendapat kami, pengajaran adalah sebuah aktivitas yang mempunyai tujuan dimana seorang guru memberikan informasi kepada siswanya, dan didalam pengajaran terdapat unsur yang mempengarufi kualitas pengajaran, serta minatb bakat siswa.
2)    Pembelajaran
    Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh pendidik sebagai pemberi pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu kegiatan pada saat terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik, serta antara peserta didik dengan peserta didik yang lain disaat pembelajaran sedang berlangsung. Dengan kata lain pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap (Suherman, 1992).
    Pembelajaran ialah membelajaran siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran menurut Dimyati dan Mujiono (1992:297) adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain intruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN no 20 Tahun 2003 menyatakan “pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses pembelajaran yang dibangun untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
    Konsep pembelajaran menurut Corey (1986:195) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan.
    Sedangkan menurut Hamalik (1994) adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar bagi peserta didik. Implikasi dari pengertian di atas ialah pendidikan bertujuan mengembangkan atau mengubah tingkah laku peserta didik.
    Jadi pembelajaran adalah suatu inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan pendidik sebagai pemegang peranan utama, oleh karena itu proses pembelajaran tidak hanya sekedar transfer ilmu dari pendidik kepada peserta didik, melainkan suatu proses kegiatan yaitu terjadinya interaksi antar pendidik dan peserta didik serta antar para peserta didik.
3)    Pendidikan
    Pendidikan adalah usaha sadar bertujuan. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia merupakan pribadi yang utuh dan kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai dipelajari sebab hakikat manusia selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupannya.
    Pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia baik sebagai makhluk sosial maupun makhluk religius. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara adekuat (memadai) dalam kehidupan masyarakat.
    Dalam mendefinisiskan kata pendidikan, terdapat berbagai ragam macam pendapat para ahli yang memberikan pemahaman, yang secara garis besar terdapat proses mendidik atau adanya unsur pendidik dan peserta didik namun di sini hanya akan mengambil beberapa definisi kurang lebihnya ada ada dua. Oleh karena itu, makna pendidikan dapat didefinisikan sebagai berikut:
a.    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer kata pendidikan berarti “proses perubahan cara berfikir atau tingkah laku dengan cara pengajaran, penyuluhan dan latihan”. 
b.    Menurut Poerbakawatja dan Harahap, pendidikan adalah usaha yang secara sengaja dari orang dewasa untuk mempengaruhi kepada anak didik agar menjadi dewasa. Kata “dewasa” dalam definisi ini dapat diartikan sebagai mampu menimbulkan tanggung jawab moril pada diri anak didik dari segala perbuatannya.
c.    Menurut Sugihartono dkk.(2007:3-4), pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana ynag dilaukan oleh pendidik untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia tersebut melalui proses pengajaran dan pelatihan.
d.    Sedangkan menurut Sri Rumini dkk. (2006: 16), pendidikan pada hakikatnya merupakan usaha sadar, sengaja, dan bertanggung jawab yang dilakukan oleh seoranh pendidik terhadap anak didiknya untuk mencapai tujuan kearah yang lebih maju.
    Jadi, pendidikan adalah suatu usaha atau upaya yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik untuk memberikan bantuan dan memberikan arahan, agar terjadinya perubahan sikap dan wawasan serta keterampilan yang bersifat positif baik itu untuk dirinya sendiri maupun untuk masyarakat yang pada umumnya.
a.    Unsur-Unsur dalam Kegiatan Pembelajaran Formal
    Dalam pendekatan sistem, pembelajarn merupakan suatu kesatuan dari komponen-komponen pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, karena satu sama lain saling mendukung. Komponen-komponen tersebut dapat menunjang kualitas pembelajaran. Seorang ahli berpendapat  bahwa pembelajaran sebagai suatu sistem artinya suatu keseluruhan dari komponen-komponen yang berinteraksi antara satu sama lain dan dengan keseluruhan itu sendiri untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
    Dalam kegiatan pembelajaran tentunya tak pernah lepas dari komponen-komponen atau unsur-unsur pembelajaran yang terdiri dari delapan komponen, yaitu: (1) Peserta didik (2) Pendidik (3) Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi (8) Lingkungan. Masing-masing komponen tersebut sebagai bagian yang berdiri sendiri namun dalam berproses dikesatuan sistem mereka saling bergantung satu sama lain dan bersama-sama untuk mencapai tujuan. Kedelapan komponen tersebut saling berpengaruh sehingga ketika salah satu tidak terlibat maka proses pembelajaran akan mengakibatkan tersendatnya proses belajar-mengajar.


    Di bawah ini akan diuraikan masing-masing komponen/unsur-unsur yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, sebagai berikut:
1.    Peserta Didik
Dalam Kamus Pendidikan, peserta didik diartikan sebagai anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Dalam teori didaktik metodik menempatkan peserta didik sebagai komponen proses belajar mengajar (PBM). Peserta didik yang mulanya dipandang sebagai objek pendidikan telah bergeser menjadi subjek pendidikan. sebagai subjek, peserta didik adalah merupakan kunci dari semua pelaksanaan pendidikan. seperti yang telah kita ketahui bahwa tiada pendidikan yang tanpa melibatkan peserta didik. Oleh karena itu seorang pendidik  harus mampu  memahami dan melayani segala kebutuhan peserta didik yang sesuai dengan hak dan tanggung jawabnya. Disini menunjukkan bahwa seorang pendidik harus profesional dalam dunia pendidikan.
2.    Pendidik
Pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Usman (1990:7) yakni pendidik memiliki peran sekurang-kurangnya ada empat, yaitu: sebagai demonstrator, lecture (pengajar), sebagai pengelola kelas, sebagai mediator dan fasilitator, dan sebagai motivator.
3.    Tujuan
Dalam setiap lembaga pendidikan tentunya memiliki tujuan masing-masing yang hendak dicapai, oleh sebab itu dalam mencapai tujuannya seorang pendidik harus mampu mewujudkan dan berusaha semaksimal mungkin untuk mencapainya terutama dalam proses belajar-mengajar.
    Adapun tujuan yang harus dipahami oleh pendidik meliputi tujuan perjenjang mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, tujuan umum pembelajaran sampai tujuan khusus pembelajaran. Proses pembelajaran yang tidak memiliki tujuan akan tidak jelas karena tidak ada yang akan dituju, sehingga ini akan berakibat proses pembelajaran akan amburadul dan peserta didik tidak akan mengalami perubahan baik dari segi kognitif afektif dan psikomotornya.
    Tujuan disini disusun berdasarkan ciri karakteristik peserta didik dan arah yang ingin dicapai. Disamping itu tujuan belajar adalah sejumlah hasil yang menunjukkan bahwa peserta didik telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi 3 aspek/ranah yang telah disebutkan di atas.
4.    Materi
Materi pembelajaran dalam arti luas  tidak hanya yang tertuang dalam buku/materi ajar yang telah diwajibkan, melainkan materi pembelajaran bisa menggunakan atau dilakukan di luar itu. Disini menunjukkan bahwa setiap aktivitas belajar-mengajar harus ada materi yang telah disiapkan oleh pendidik.
5.    Metode
Metode mengajar merupakan cara atau teknik penyampaian materi pembelajaran yang harus dikuasai betul oleh pendidik. Metode mengajar ditetapkan berdasarkan tujuan dan materi pembelajaran, serta karakteristik peserta didik. Agar materi pembelajaran lebih mudah dipahami oleh peserta didik maka dalam proses belajar mengajar perlu menggunakan beberapa metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan karakteristik peserta didik. Metode-metode yang bisa dipergunakan dalam proses pembelajaran yakni metode ceramah, tanya jawab, sosiodrama, dan lain sebagainya.
6.    Sarana/alat
Dalam proses penyampaian materi untuk bisa menggunakan alat sebagai media. Dimana alat pembelajaran berupa benda yang sesungguhnya, imitasi, gambar, bagan, grafik, bahan dari alam dan lain sebagainya. Media yang digunakan bisa berupa alat elektronik, alat cetak, dan tiruan. Penggunaan alat atau sarana pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan, peserta didik, materi dan metode pembelajaran. Oleh karena itu diperlukan seorang pendidik yang memiliki keterampilan serta kecakapan yang memadai.
7.    Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran. Atau suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan sesudah proses belajar-mengajar dan pengajarannya.
    Evaluasi dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam memahami setiap mata pelajaran atau materi tertentu yang telah diajarkan atau evaluasi terhadap metode atau segala sesuatu yang berhubungan dengan pembelajaran yang kurang dan harus diperbaiki, sehingga ada penanda simbolik yang akan dilaporkan sewaktu-waktu kepada semua pihak. Evaluasi ini dilakukan secara komprehensif, objektif, kooperatif dan efektif. Evaluasi juga dilakukan berdasarkan pedoman pada tujuan dan materi pembelajaran.
    Pendidik harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan. Sehingga bisa memperbaiki nilai/kemampuan siswa yang berada di bawah standar yang telah ditentukan dan dengan adanya evaluasi ini dapat diketahui kompetensi dasar, materi, atau individu yang belum mencapai ketuntasan (Madjid, 2005).
8.    Lingkungan
Lingkungan pembelajaran merupakan komponen proses belajar-mengajar yang sangat penting demi suksesnya belajar peserta didik. Lingkungan tersebut mencakup lingkungan fisik, sosial, alam, psikologis pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. Semua komponen pembelajaran harus mampu dikelola sedemikian rupa, sehingga belajar anak dapat maksimal untuk mencapai suatu hasil yang maksimal pula. Mengelola lingkungan tidaklah mudah sehingga seorang pendidik harus kreatif  baik pelaksanaannya di dalam kelas atau di luar kelas.
    Unsur-unsur di atas harus dipenuhi oleh lembaga pendidikan karena antar unsur yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Apabila salah satu unsur di atas tidak terpenuhi maka proses belajar mengajar tidak bisa berlangsung secara efisien dan efektif dan hasilnya pun tidak akan maksimal.




4.    Prinsip-Prinsip Belajar
Para ahli dibidang psikologi pendidikan mengemukakan tentang berbagai prinsip-prinsip belajar sebegaimana berikut ini :
1.    Law of Effect, yaitu apabila hubungan antara stimulus dengan respon terjadi dan diikutin dengan keadaan memuaskan maka hubungan akan kuat. Apabila sebaliknya maka hubungan itu akan melemah. Jadi hasil belajar akan diperkuat apabila menumbuhkan rasa senang atau puas (Thorndike).
2.    Spreat of effect, yaitu reaksi emosional yang mengiringi kepuasan itu tidak terbatas kepada sumber utama pemberi kepuasan tetapi kepuasan mendapat pengetahuan baru.
3.    Law of exercise, hubungan antara perangsang dan reaksi diperkuat dengan latihan dan penguasaan, sebaliknya hubungan itu melemahkan jika dipergunakan. Jadi, hasil belajar dapat lebih sempurna apabila sering diulang dan sering dilatih.
4.    Law of readness, yaitu bila satuan-satuan dalam sistem syaraf telah siap berkonduksi dan hubungan itu berlangsung maka terjadinya hubungan itu akan memuaskan. Dalam hubungan ini tingkah laku baru akan terjadi apabila yang belajar telah siap belajar.
5.    Law of primacy, yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui pesan pertama, akan sulit digoyahkan.
6.    Law of intencity, yaitu belajar memberi makna yang dalam apabila diupayakan melalui kegiatan yang dinamis.
7.    Law of recency, yaitu bahan yang baru dipelajari akan lebih mudah diingat .

5.    Prinsip Pembelajaran

Prinsip-prinsip pembelajaran diantaranya sebagai berikut:
a.    motivasi, kematangan dan kesiapan diperlukan dalam proses belajar mengajar, tanpa motivasi dalam proses belajar mengajar, terutama motivasi instristik proses belajar mengajar tidak akan efektif dan tanpa kematangan organ-organ biologis dan fisiologis, upaya belajar sukar berlangsung.
b.    pembentukan persepsi yang tepat terhadap ransangan sensoris merupakan dasar dari proses belajar mengajar yang tepat.
c.    kemajuan dan keberhasilan proses belajar mengajar ditentukan oleh antara lain bakat khusus, taraf kecerdasan, minat serta tingkat kematangan dan jenis sifat dan intensitas dari bahan yang dipelajari.
d.     proses belajar mengajar dapat dangkal, luas, dan mendalam, tergantung pada materi yang menjadi pembahasan dalam pembelajaran tersebut.
e.    proses belajar megajar berlangsung dari yang sederhana meningkat kepada yang kompleks, dari yang konkret kepada yang abstrak, dari yang khusus ke umum, dari yang mudah ke sulit, dari yang induksi ke deduksi.



6.    Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran PAI
    Secara umum, dalam proses pembelajaran terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran tersebut. Diantaranya terdapat faktor eksternal dan internalyang dapat mempengaruhi pembelajaran peserta didik.
1.    Faktor intern diantaranya ialah:
a.    Faktor fisiologi, suatu kondisi yang berhubungan dengan jasmani seseorang. Yang dibagi menjadi dua macam, yaitu :a) Tonus (kondisi) badan b) keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu.
b.    Faktor psikologis adalah suatu kondisi yang berhubungan dengan kondisi kejiwan siswa.yang terdiri dari minat, bakat, dan motivasi.
c.    Sikap terhadap belajar, sikap adalah kemampuan memberikan penilaian terhadap sesuatu. Adanya penilain terhadap sesuatu, mengakibatkan terjadinya sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.
d.    Motivasi belajar, usaha-usaha untuk menyediakan suatu kondisi tertentu, yang bila mana ia tidak menyukainya maka ia akan berusaha untuk mengelaknya.
e.    Konsentrasi belajar, merupakan kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahaan belajar maupun proses memperolehnya.
f.    Mengolah bahan belajar, merupakan kemampuan sisw untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga menjadi bermakna.
g.    Menyimpan perolehan hasil belajar, merupakn kemampuan menyimpan isi pesan dan cara perolehan pesan. Kemampuan menyimpan tersebut dapat berlangsung dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2.    Faktor ekstern diantarnya ialah :
a.    Guru sebagai pembina siswa belajar : guru merupakan pengajar yang mendidik peserta didik sesuai dengan bidang keahliannya, ia tidak hanya mengajar tetapi juga menjadi center yang kelak melahirkan generasi bangsa yang tidak hanya berintelektual tinggi namun juga bermoral baik.
b.    Sarana dan prasarana pembelajaran : penyediaan sarana dan prasarana ini tidak lain bertujuan agar mempermudah siswa belajar serta guru mengajar sehingga dapat membentuk suasana kelas yang nyaman dan pembelajaran yang kondusif. Adapun sarana pembelajaran meliputi antara lain buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran, dan prasarana pembelajaran yang dimaksud meliputi antara lain gedung sekolah, ruang belajar, gedung olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga.
c.    Kebijakan penilaian : agar terjadi kejelasan dalam proses belajar yang berlangsung maka perlu adanya penilaian atau evaluasi pembelajaran.
d.    Lingkungan sosial di sekolah : setiap manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain dalam hidupnya serta berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Begitu pun halnya dengan siswa-siswi dan guru mereka membentuk suatu lingkungan pergaulan, jika seseorang diterima maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan segera belajar sebaliknya, jika ia tertolak maka ia akan merasa tertekan dan terasingkan.
e.    Kurikulum sekolah : program pembelajaran didasarkan pada suatu kurilkulum. Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum nasional yang disahkan oleh pemerintah ataupun suatu kurikulum yang disahkan oleh suatu yayasan pendidikan yang didalamnya berisi tujuan pendidikan, isi pendidikan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi.










Kesimpulan
    Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat sangat bergantung pada proses belajar yang dialami oleh seseorang/peserta didik, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri. Disamping itu, dalam proses belajar perlu dipandu oleh seseorang yang berilmu atau biasa disebut dengan guru/pendidik. Sehingga proses mengajar yang dilakukan oleh seorang pendidik diperlukan di sini agar proses belajar mengajar mampu berlangsung dengan baik. Dimana seorang pendidik memiliki tugas dan tanggung jawab yaitu membantu dan membimbing peserta didik untuk mencapai kedewasaan seluruh ranah kejiwaan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya itu, pendidik berkewajiban merealisasikan segenap upaya yang mengarah pada pengertian membantu dan membimbing peserta didik dalam menunjukkan perubahan positif agar menjadi pribadi yang lebih baik dari berbagai aspek. Sehingga dapat terbentuk proses pembelajaran yang kondusif serta menyenangkan .     Dalam kegiatan pembelajaran tentunya tak pernah lepas dari komponen-komponen atau unsur-unsur pembelajaran yang terdiri dari delapan komponen, yaitu: (1) Peserta didik (2) Pendidik (3) Tujuan (4) Materi (5) Metode (6) Sarana/alat (7) Evaluasi (8) Lingkungan. Adapun terdapat pula beberapa prinsip belajar yaitu Law of Effect, Spreat of effect, Law of exercise, Law of readness, Law of primacy, Law of intencity, danLaw of recency.
    Serta dalam pembelajaran terdapat dua faktor yang mempengaruhi antara lain faktor intern dan ekstern. Faktor intern mencakup antara lain sikap terhadap belajar, motivasi belajar, konsentrasi belajar, mengolah bahan belajar, serta menyimpan perolehan hasil belajar. Sedangkan faktor ekstern mencakup antara lain guru sebagai pembina siswa belajar, sarana dan prasarana pembelajaran, kebijakan penilaian, lingkungan sosial di sekolah dan kurikulum sekolah.
    Sehingga dapat terwujudnya hakikat pendidikan yaitu sebuah usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia. Manusia merupakan pribadi yang utuh dan kompleks sehingga sulit dipelajari dengan tuntas. Oleh karena itu, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai dipelajari sebab hakikat manusia selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupannya.

Daftar Pustaka

dkk, Salim. (1995). Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Edisi kedua . Jakarta : Modern English Press.
Hamalik, O. (2012). Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT.Bumi Aksara .
Haris, A. J. (2009). Evaluasi Pembelajaran . Jogjakarta : Multi Press Sindo .
Komara, E. (2014). Belajar dan Pembelajaran Interaktif. Bandung: PT. Refika Aditama.
Mawaddah, I. A. (2015, 05). Retrieved 09 25, 2016, from http//idaauliamawaddah.blogspot.co.id/2015/05/pendidikan-pengajaran-dan-pengajaran.html
Retian, A. (2015). Psikologi Pendidikan . Malang : UMM Perss.
Rohani, A. (2004). Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: PT.RINEKA CIPTA.
Sagala, S. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung: ALFABETA.CV.
ST. Febrianto, d. (1994). Kamus Pendidikan . Jakarta : PT.Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO).
Sudjana, N. (1989). Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT. Sinar Baru.
Syah, M. (2015). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . Bandung: PT. Remaja Rosdakarya .
Wiyani, M. I. (2014). Psikologi Pendidikan Teori & Aplikasi dalm Proses Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.


Previous
Next Post »

2 komentar

Click here for komentar
hambali
admin
26 September 2016 pukul 18.15 ×

assalamualaikum...
nice pos gan

Reply
avatar
Anonim
admin
26 September 2016 pukul 19.36 ×

nice gan, sangat bermanfaat

Reply
avatar

Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai topik, Mohon maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbaru P*RN*G*R*FI, OB*T, H*UCK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan di tampilkan! ConversionConversion EmoticonEmoticon

Thanks for your comment