Tak Dapat dipungkiri, pernikahan adalah momen penting yang penuh kesakralan. Saat-saat yang pasti jadi tempat berkumpulnya kebahagian, baik itu untuk kedua mempelai, orang tua, handai taulan sampai teman-teman. Tapi sayang momen ini sering kali jadi ajang menghambur-hamburkan uang.
Kebanyakan dari kalian berusaha sekali menggelar acara pernikahan mewah,
yang katanya juga ini wujud dari gengsi yang dipunya.
Semakin mewah acara, penilaian baik tentang keluarga kalian pun semakin
kuat. Tapi apakah benar esensi nikah itu dilihat dari mewahnya? Bukankah yang
paling penting itu sahnya saja. Menggelar acara mewah memang hak kalian semua,
tapi sebelum benar-benar terlaksana. Yuk ketahui dulu alasan nikah dengan modal
sah tanpa acara terlalu mewah itu sebenarnya sudah cukup. Coba dipikirakan
baik-baik ya!
Kawin mewah hanya membuat pusing tujuh keliling berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun nutup setoran
Ngurusin sewa gedung lah, ketemu vendor catering lah, fitting baju
pengantin lah, sampai urusan nyari-nyari undangan dan suvenir, semua itu bukan
hal yang bisa diselesaikan dalam waktu satu bulan. Apalagi kalau kamu ingin
acara yang mewah nan sempurna. Nggak heran kalau akhirnya kalian sebagai
mempelai merasakan pusing berbulan-bulan memikirkan ini itu.
Kepusingan juga tak lantas berhenti ketika acara pernikahan usai. Kalian
nggak bisa memungkiri, jika setelah kemewahan di hari itu kamu dan dia
dihadapkan dengan krisis keuangan atau biasa dibilang bangkrut. Sebab
kenyataannya, pesta yang mewah harus dibayar juga dengan hutang yang menumpuk
di akhir acara. Sampai detik ini, masih yakin mau bikin acara mewah dengan
kondisi keuangan yang pas-pasan? Pikirkan lagi sebelum pusing merajai kepalamu.
Perkawinan itu momen sakral yang kadar khidmatnya bukan ditentukan seberapa
banyak tamu yang datang
Urusan mengundang memang hak kamu, dia dan seluruh keluarga besar yang
punya hajat. Tapi apa iya, diharuskan sekali mengundang tamu banyak hingga
ratusan. Bukankah kekhidmatan pernikahan kalian benar terasa ketika yang hadir
itu hanya orang-orang terdekat saja. Hangatnya momen sakral tak tergantung
dengan seberapa banyak tamu undangan.
Bandingkan jika yang datang hanya keluarga kalian masing-masing beserta
beberapa kerabat saja. Bukan cuma pengeluaran yang lebih hemat, tapi membangun
chemistry dua keluarga pun jadi lebih efektif lagi. Berbeda ketika tamu yang
datang ke acaramu hampir setiap orang yang kamu kenal, kadang para tamu malah
nggak saling kenal dan ngebikin kikuk.
Resepsi sederhana tidak membuatmu menunda ibadah dengan alasan belum cukup
modal
Daripada setipa kali ditanya kapan nikah, jawaban kamu terlalu klise
berkaitan dengan keuangan. Kenapa nggak nikah yang sederhana aja? kan nikah itu
persoalan sah, yang kalaupun perlu selamatan cukup yang sesuai dengan kemampuan
finansial sekarang. Kalaupun bersikeras ingin menggelar acara nikahan yang
mewah, harus tunggu berapa tahun untuk melakukan ibadah yang seharusnya
sederhana?!
Ketimbang nikah mewah tapi menyusahkan orangtua, lebih baik sederhana bukti
kemandirianmu
Punya orang tua yang berkecukupan memang bisa diandalkan untuk wujudkan
cita-citamu menggelar pernikahan mewah. Toh meminta bantuan hal yang mudah.
Namun semudah itu pula kemandirianmu dipertanyakan. Berbeda ketika kamu
metuskan untuk menikah dengan sederhana, tapi semua modal murni dari usaha
kalian berdua saja. Bukankah itu lebih membanggakan dan tak merepotkan orang
tua?
Toh mewah tidaknya pesta pernikahan, bukan patokan rumah tanggamu langgeng
selamanya
Nikah di harapan semua orang pastinya sekali seumur hidup. Makanya dari
sana juga lahir sebuah anggapan, kamu dan dia harus bisa merasakan jadi ratu
dan raja dalam semalam. Nikahan kalian harus digelar dengan mewahnya. Padahal
kemewahan sendiri belum tentu jadi patokan kelanggengan kehidupan rumah tangga
kalian. Percuma juga jadinya, kalau nikahannya sudah mewah tapi
ujung-ujungannya malah berpisah.
Jika pernikahanmu bertujuan ibadah, mengapa harus gelar pesta megah yang
justru cenderung riya'?
Semua orang juga pasti sudah paham, jika nikah itu bagian dari ibadah. Lalu
bukankah dalam beribadah itu dilarang ria karena terlihat berfoya-foya?! Coba
kamu renungkan lagi, tujuan nikahmu itu benar untuk ibadah dan berbagi
kebahagian, atau ada niatan untuk umbar gengsi yang berujung riya. Jangan
sampai ibadahmu ini mubazir cuma karena niat yang keluar dari jalurnya.
7. Kawinan mewah perlu budget berpuluh juta, padahal kalau modal sah uangmu
masih bisa ditabung buat kehidupan rumah tangga
Sewa gedung bisa sampai 10 juta, baju pengantin dengan segala riasannya
paling murah sekitar 5 jutaan, belum lagi catering yang mungkin diatas 10
jutaan, pokoknya semua perlengkapan nikah memang memerlukan budget
berjuta-juta.
Padahal gaji kamu dan dia sebagai pekerja dalam sebulan tak sampai dari
angka 4 misalnya. Mau sampai kapan nabung demi pernikahan mewah? Mau dibuang
percuma juga kah tabungan yang sudah terkumpul hanya dalam waktu sehari
semalam?
Padahal modal kehidupan rumah tangga setelah pernikahan itu justru jauh
lebih besar dari bayangan kalian. Jadi, kalau modal sah justru bisa memberi
jaminan atau pegangan secara finansial kepada kamu dan dia, kenapa harus
bersikukuh untuk nikah mewah?
Semua memang kembali ke diri masing-masing, atau bisa juga kembali kekeluarga
besar kalian. Tapi setidaknya sebelum melangsungkan momen sakral ini, kamu dan
dia bisa merundingkan bagaimana baiknya.
Silahkan berkomentar dengan bijak sesuai topik, Mohon maaf komentar dengan nama komentator dan isi komentar yang berbaru P*RN*G*R*FI, OB*T, H*UCK, J*DI dan komentar yang mengandung link aktif, Tidak akan di tampilkan! ConversionConversion EmoticonEmoticon